Keluarga atau Pekerjaan
Sebuah
keluarga beranggotakan lima orang yang terdiri dari Ayah, Ibu, Nenek, Kakak dan
Adik. Hubungan mereka berlima kurang harmonis. Ayah dan Ibu sibuk bekerja, Nenek
sibuk dengan toko dan bisnis keluarga. Kakak dan Adik sibuk sekolah.
Suatu
hari sekolah kakak dan adik mengundang orang tua murid untuk sebuah acara
disekolah. Lalu, si kakak membujuk Ayah dan si Adik membujuk Ibu untuk datang menghadiri
undangan sekolah tersebut.
"Ayah,
ibu besok di sekolah ada acara, dan aku disuruh guru untuk mengundang orang tua
untuk menghadiri acara besok. Apa ayah dan ibu bisa hadir ?" Tanya Kakak
kepada Ayah dan Ibu.
"Nak,
ayah dan ibu sibuk, kamu kan tahu ayah seorang direktur, dan ibu kamu seorang
wanita karir, ajak saja nenek." Jawab Ibu sambil mengetik pesan di telepon
genggam nya.
"Tapi
kan acaranya khusus anak dan orang tua, jadi yang datang ayah dan ibu saja. Apa
ayah dan ibu tidak bisa libur ?" Tanya Adik.
"KAMU
TIDAK MENGERTI YAHH, AYAH DAN IBU SIBUK !" Jawab ayah dengan marah.
Ayah
dan ibu pun meninggalkan mereka sembari menelpon urusan kerja masing-masing. Akhirnya
mereka pun gagal membujuk kedua orang tuanya untuk hadir ke acara sekolah, dan
akhirnya mereka menghadiri acara sekolah itu tanpa orang tuanya.
Beberapa
hari kemudian, Adik berkata kepada Kakak bahwa ia ingin jalan-jalan rekreasi bersama
ayah dan ibunya ke taman. Akhirnya Kakak pun berusaha mengajak kedua orang
tuanya yang sibuk itu.
"Bu,
Adik ingin mengajak kita untuk berjalan-jalan ke Taman pagi ini, apakah ibu dan
ayah ada waktu ?" Tanya Kakak kepada Ibu.
"Nak,
ibu pagi ini ada meeting penting di kantor, lain kali saja ya."
Jawab Ibu sambil mengetik pesan di ponselnya.
"Tapi,
kasihan adik bu, yah, adik ingin kita berkumpul dan berekreasi bersama."
Tambah Kakak.
"Aduhh,
kamu ini tidak mengerti yah, kan ayah sudah bilang ayah dan ibu Sibuk!"
Jawab Ayah dengan kesal.
Upaya
Kakak pun kembali kandas, Ayah dan Ibu tidak mau menemani mereka berekreasi.
Kakak dan Adik pun hanya ke taman berdua. Di taman mereka melihat banyak anak
sedang bermain bersama orang tuanya, mereka pun sedih karena tidak bisa seperti
anak lain yang ditemani orang tuanya.
Setelah
itu, Kakak dan Adik pulang ke rumah, sesampainya di rumah, hanya ada nenek di
ruang keluarga yang sedang menonton televisi. Akhirnya Kakak dan Adik pun
menghampiri nenek dan menonton bersama. Kali ini mereka cukup senang karena
bisa berkumpul bersama nenek.
Tak
lama setelah itu, terdengar dering telepon. Nenek pun segera mengangkat telepon
itu. Ternyata itu adalah telepon dari karyawan toko milik Nenek yang mengabari
nenek bahwa di toko sedang ada masalah. Kemudian Nenek segera bergegas menuju
toko dan meninggalkan Adik dan Kakak.
"Nenek
mau kemana ?" Tanya kakak heran.
"Nenek
ada urusan di toko, nenek harus segera ke toko." Jawab nenek tergesah-gesah.
"Tapi
nek, kan kita baru saja berkumpul dan nonton tv bareng. Apa toko lebih penting
nek ?" Tanya sang Adik.
"Kamu
tidak mengerti apa-apa, jadi jangan berisik!" Jawab Nenek dengan kesal.
Nenek
pun segera meninggalkan rumah, kini Kakak dan Adik pun kembali ditinggal di
rumah. Setelah itu mereka pun merasa kesepian, mereka menginginkan keluarganya
berkumpul bersama, tapi selalu terhalang oleh kesibukan orang tua dan neneknya
masing-masing.
Hari
demi hari terus berlalu, setiap hari mereka menjalani hidup penuh kesepian,
tidak ada rasa kekeluargaan diantara mereka, setiap saat selalu sibuk dengan pekerjaan
masing-masing. Kakak dan Adik pun selalu mengajak kedua orang tuanya dan selalu
ditolak oleh orang tuanya. Begitu pun dengan Nenek yang sibuk dengan tokonya.
Hingga
suatu hari Adik ingin mengadakan acara keluarga di hari ulang tahunnya yang
tinggal beberapa hari lagi. Adik pun mengatakan keinginannya kepada Kakak.
"Kak,
dikit lagi aku ulang tahun nih kak, ajak ayah dan ibu bikin acara keluarga yuk
kak." Ajak Adik kepada Kakak.
"Ntah
lah dek, ayah dan ibu pasti menolaknya, mereka kan selalu sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing." Kata Kakak.
"Masa
ayah dan ibu tidak mau, ini kan acara dalam rangka ulang tahun aku kak. Siapa tau
ayah dan ibu mau kak." Kata adik penuh harapan.
"Hmmm,
kakak akan usahakan ajak ayah dan ibu agar mau mengadakan acara ini khusus
untuk kamu." Kata Kakak.
Malam
harinya setelah Ayah dan Ibu pulang, Kakak langsung menghampiri mereka berdua yang
sedang sibuk dengan telepon masing-masing.
"Ayah,
ibu, Aku mau tanya." Kata Kakak.
"Kamu
tidak lihat ?! Ayah sedang sibuk." Jawab Ayah.
"Sebentar
ya nak, nanti kalau ibu dan ayah selesai telepon, baru kita bicara." Kata
Ibu menambahkan.
Akhirnya
Kakak pun menunggu kedua orang tuanya mengurus pekerjaan nya. Setengah jam
berlalu, namun Ayah maupun Ibu belum selesai menelpon. Hingga setelah hampir
satu jam, Ibu selesai menelpon, namun Ayah masih menelpon. Kemudian kakak pun
berbicara pada Ibu.
"Bu,
dua hari lagi Adik ulang tahun, dia minta kita sekeluarga jalan-jalan bersama, apa
ibu mau jalan-jalan di hari ulang tahun adik bu ?" Tanya Kakak.
"Bagaimana
ya ?, dua hari lagi ibu ada meeting penting, ini menyangkut masa depan
kantor." Jawab Ibu.
"Ayo
bu, tolong kali ini saja kita rekreasi bersama." Pinta Kakak dengan memohon
"Baiklah,
setelah ibu meeting ibu akan langsung pulang ke rumah dan merayakan
ulang tahun Adik." Jawab Ibu.
"Asik,
terima kasih ya bu mau rekreasi sama kita." Jawab Kakak dengan senang.
Lalu
Kakak pun sekarang bertanya kepada Ayah.
"Ayah,
dua hari lagi Adik ulang tahun, dia minta kita sekeluarga jalan-jalan bersama, apa
ayah mau jalan-jalan di hari ulang tahun adik ?" Tanya Kakak.
"Aduhh,
dua hari lagi ayah harus ke luar kota demi menjaga masa depan kantor ayah yang
di Bali." Jawab ayah sambil tetap memainkan telepon.
"Tapi
yah, itu kan demi Adik, kasihan adik yah, dihari ulang tahunnya saja yah."
Kata Kakak memelas.
"Ayah
bilang ayah sibuk. Kamu tidak usah banyak omong." Jawab Ayah.
Kakak
pun pasrah, dan meninggalkan Ayah.
Akhirnya
tiba lah hari ulang tahun Adik, namun lagi-lagi orang tuanya lebih mengutamakan
kantor daripada keluarganya begitu pun dengan Nenek. Tidak ada yang ada di
rumah saat ulang tahun Adik selain mereka berdua. Adik pun sangat sedih karena
tidak bisa merayakan ulang tahunnya.
Ditengah
kesedihannya telepon rumah berdering, lalu Kakak mengangkat telepon itu. Kakak
pun sangat kaget dan tidak percaya, mendengar kabar dari rumah sakit bahwa Ayah
mengalami kecelakaan dan kondisinya Kritis.
Tak
lama setelah itu Nenek menjemput mereka berdua dan segera bergegas ke rumah
sakit. Disana sudah ada Ibu yang menunggu. Setelah sekian lama baru ini mereka
dapat berkumpul, namun harus dalam kondisi seperti itu.
Kemudian
dokter keluar dan mengabarkan kabar yang kurang menyenangkan, dokter berkata
bahwa kaki Ayah harus segera diamputasi akibat luka yanh parah. Mereka semua
pun kaget dan segera ingin melihat Ayah dari kejauhan.
Setelah
beberapa jam akhirnya Ayah siuman dan mereka bergegas melihat dan menemani Ayah.
Namun Ayah tidak menerima kondisinya yang sudah cacat akibat kecelakaan, Ayah
marah-marah dan kesal melihat kenyataan ini. Kakak, Adik, Ibu, dan Nenek pun
berusaha menenangkan Ayah. Hingga akhirnya Ayah mulai menerima.
Setelah
beberapa hari akhirnya Ayah diperbolehkan pulang ke rumah. Beberapa jam setelah
sampai rumah, kabar buruk kembali hadir, Ayah ditelepon oleh perusahaan dan
dipecat oleh perusahaan dengan alasan sudah tidak bisa bekerja optimal. Ayah
pun bertambah stress dan akhirnya pasrah.
Setelah
beberapa hari Ayah dan Ibu pun sadar satu hal. Dan mereka sangat menyesali
semuanya. Selama ini mereka selalu mengutamakan pekerjaan dibandingkan
keluarga, dan mereka pun selalu mengesampingkan anak dan keluarga mereka.
"Kak,
Dik, Ayah minta maaf ya, selama ini ayah selalu memarahi kalian yang ingin kita
kumpul. Ayah malah mengutamakan pekerjaan dibandingkan anak ayah sendiri."
Kata Ayah penuh penyesalan.
"Iya,
ibu juga minta maaf, selama ini ibu selalu mengesampingkan kalian karena pekerjaan.
Sekarang ibu sadar bahwa ibu dan ayah selalu mengutamakan pekerjaan yang hanya ada
saat ibu dan ayah dibutuhkan, tetapi membuang saat sudah tidak beguna.
Sedangkan keluarga akan selalu ada selamanya disaat susah maupun senang."
Tambah Ibu dengan menyesal.
Akhirnya
kini mereka semua sering berkumpul, berekreasi bersama dan mengesampingkan
pekerjaan demi keluarga. Kini keluarga tersebut terlihat harmonis dan sangat
terlihat rasa kekeluargaan diantara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar