Selasa, 25 Oktober 2016

Karya Andrian J.

Keluarga atau Pekerjaan

            Sebuah keluarga beranggotakan lima orang yang terdiri dari Ayah, Ibu, Nenek, Kakak dan Adik. Hubungan mereka berlima kurang harmonis. Ayah dan Ibu sibuk bekerja, Nenek sibuk dengan toko dan bisnis keluarga. Kakak dan Adik sibuk sekolah.

            Suatu hari sekolah kakak dan adik mengundang orang tua murid untuk sebuah acara disekolah. Lalu, si kakak membujuk Ayah dan si Adik membujuk Ibu untuk datang menghadiri undangan sekolah tersebut.

            "Ayah, ibu besok di sekolah ada acara, dan aku disuruh guru untuk mengundang orang tua untuk menghadiri acara besok. Apa ayah dan ibu bisa hadir ?" Tanya Kakak kepada Ayah dan Ibu.

            "Nak, ayah dan ibu sibuk, kamu kan tahu ayah seorang direktur, dan ibu kamu seorang wanita karir, ajak saja nenek." Jawab Ibu sambil mengetik pesan di telepon genggam nya.

            "Tapi kan acaranya khusus anak dan orang tua, jadi yang datang ayah dan ibu saja. Apa ayah dan ibu tidak bisa libur ?" Tanya Adik.

            "KAMU TIDAK MENGERTI YAHH, AYAH DAN IBU SIBUK !" Jawab ayah dengan marah.

            Ayah dan ibu pun meninggalkan mereka sembari menelpon urusan kerja masing-masing. Akhirnya mereka pun gagal membujuk kedua orang tuanya untuk hadir ke acara sekolah, dan akhirnya mereka menghadiri acara sekolah itu tanpa orang tuanya.

            Beberapa hari kemudian, Adik berkata kepada Kakak bahwa ia ingin jalan-jalan rekreasi bersama ayah dan ibunya ke taman. Akhirnya Kakak pun berusaha mengajak kedua orang tuanya yang sibuk itu.

            "Bu, Adik ingin mengajak kita untuk berjalan-jalan ke Taman pagi ini, apakah ibu dan ayah ada waktu ?" Tanya Kakak kepada Ibu.

            "Nak, ibu pagi ini ada meeting penting di kantor, lain kali saja ya." Jawab Ibu sambil mengetik pesan di ponselnya.

            "Tapi, kasihan adik bu, yah, adik ingin kita berkumpul dan berekreasi bersama." Tambah Kakak.

            "Aduhh, kamu ini tidak mengerti yah, kan ayah sudah bilang ayah dan ibu Sibuk!" Jawab Ayah dengan kesal.

            Upaya Kakak pun kembali kandas, Ayah dan Ibu tidak mau menemani mereka berekreasi. Kakak dan Adik pun hanya ke taman berdua. Di taman mereka melihat banyak anak sedang bermain bersama orang tuanya, mereka pun sedih karena tidak bisa seperti anak lain yang ditemani orang tuanya.

            Setelah itu, Kakak dan Adik pulang ke rumah, sesampainya di rumah, hanya ada nenek di ruang keluarga yang sedang menonton televisi. Akhirnya Kakak dan Adik pun menghampiri nenek dan menonton bersama. Kali ini mereka cukup senang karena bisa berkumpul bersama nenek.

            Tak lama setelah itu, terdengar dering telepon. Nenek pun segera mengangkat telepon itu. Ternyata itu adalah telepon dari karyawan toko milik Nenek yang mengabari nenek bahwa di toko sedang ada masalah. Kemudian Nenek segera bergegas menuju toko dan meninggalkan Adik dan Kakak.

            "Nenek mau kemana ?" Tanya kakak heran.

            "Nenek ada urusan di toko, nenek harus segera ke toko." Jawab nenek tergesah-gesah.

            "Tapi nek, kan kita baru saja berkumpul dan nonton tv bareng. Apa toko lebih penting nek ?" Tanya sang Adik.

            "Kamu tidak mengerti apa-apa, jadi jangan berisik!" Jawab Nenek dengan kesal.

            Nenek pun segera meninggalkan rumah, kini Kakak dan Adik pun kembali ditinggal di rumah. Setelah itu mereka pun merasa kesepian, mereka menginginkan keluarganya berkumpul bersama, tapi selalu terhalang oleh kesibukan orang tua dan neneknya masing-masing.

            Hari demi hari terus berlalu, setiap hari mereka menjalani hidup penuh kesepian, tidak ada rasa kekeluargaan diantara mereka, setiap saat selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kakak dan Adik pun selalu mengajak kedua orang tuanya dan selalu ditolak oleh orang tuanya. Begitu pun dengan Nenek yang sibuk dengan tokonya.

            Hingga suatu hari Adik ingin mengadakan acara keluarga di hari ulang tahunnya yang tinggal beberapa hari lagi. Adik pun mengatakan keinginannya kepada Kakak.

            "Kak, dikit lagi aku ulang tahun nih kak, ajak ayah dan ibu bikin acara keluarga yuk kak." Ajak Adik kepada Kakak.

            "Ntah lah dek, ayah dan ibu pasti menolaknya, mereka kan selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing." Kata Kakak.

            "Masa ayah dan ibu tidak mau, ini kan acara dalam rangka ulang tahun aku kak. Siapa tau ayah dan ibu mau kak." Kata adik penuh harapan.

            "Hmmm, kakak akan usahakan ajak ayah dan ibu agar mau mengadakan acara ini khusus untuk kamu." Kata Kakak.

            Malam harinya setelah Ayah dan Ibu pulang, Kakak langsung menghampiri mereka berdua yang sedang sibuk dengan telepon masing-masing.

            "Ayah, ibu, Aku mau tanya." Kata Kakak.

            "Kamu tidak lihat ?! Ayah sedang sibuk." Jawab Ayah.

      "Sebentar ya nak, nanti kalau ibu dan ayah selesai telepon, baru kita bicara." Kata Ibu menambahkan.

            Akhirnya Kakak pun menunggu kedua orang tuanya mengurus pekerjaan nya. Setengah jam berlalu, namun Ayah maupun Ibu belum selesai menelpon. Hingga setelah hampir satu jam, Ibu selesai menelpon, namun Ayah masih menelpon. Kemudian kakak pun berbicara pada Ibu.

            "Bu, dua hari lagi Adik ulang tahun, dia minta kita sekeluarga jalan-jalan bersama, apa ibu mau jalan-jalan di hari ulang tahun adik bu ?" Tanya Kakak.

            "Bagaimana ya ?, dua hari lagi ibu ada meeting penting, ini menyangkut masa depan kantor." Jawab Ibu.

            "Ayo bu, tolong kali ini saja kita rekreasi bersama." Pinta Kakak dengan memohon

            "Baiklah, setelah ibu meeting ibu akan langsung pulang ke rumah dan merayakan ulang tahun Adik." Jawab Ibu.

            "Asik, terima kasih ya bu mau rekreasi sama kita." Jawab Kakak dengan senang.

            Lalu Kakak pun sekarang bertanya kepada Ayah.

            "Ayah, dua hari lagi Adik ulang tahun, dia minta kita sekeluarga jalan-jalan bersama, apa ayah mau jalan-jalan di hari ulang tahun adik ?" Tanya Kakak.

            "Aduhh, dua hari lagi ayah harus ke luar kota demi menjaga masa depan kantor ayah yang di Bali." Jawab ayah sambil tetap memainkan telepon.

            "Tapi yah, itu kan demi Adik, kasihan adik yah, dihari ulang tahunnya saja yah." Kata Kakak memelas.

            "Ayah bilang ayah sibuk. Kamu tidak usah banyak omong." Jawab Ayah.

            Kakak pun pasrah, dan meninggalkan Ayah.

            Akhirnya tiba lah hari ulang tahun Adik, namun lagi-lagi orang tuanya lebih mengutamakan kantor daripada keluarganya begitu pun dengan Nenek. Tidak ada yang ada di rumah saat ulang tahun Adik selain mereka berdua. Adik pun sangat sedih karena tidak bisa merayakan ulang tahunnya.

            Ditengah kesedihannya telepon rumah berdering, lalu Kakak mengangkat telepon itu. Kakak pun sangat kaget dan tidak percaya, mendengar kabar dari rumah sakit bahwa Ayah mengalami kecelakaan dan kondisinya Kritis.

            Tak lama setelah itu Nenek menjemput mereka berdua dan segera bergegas ke rumah sakit. Disana sudah ada Ibu yang menunggu. Setelah sekian lama baru ini mereka dapat berkumpul, namun harus dalam kondisi seperti itu.

            Kemudian dokter keluar dan mengabarkan kabar yang kurang menyenangkan, dokter berkata bahwa kaki Ayah harus segera diamputasi akibat luka yanh parah. Mereka semua pun kaget dan segera ingin melihat Ayah dari kejauhan.

            Setelah beberapa jam akhirnya Ayah siuman dan mereka bergegas melihat dan menemani Ayah. Namun Ayah tidak menerima kondisinya yang sudah cacat akibat kecelakaan, Ayah marah-marah dan kesal melihat kenyataan ini. Kakak, Adik, Ibu, dan Nenek pun berusaha menenangkan Ayah. Hingga akhirnya Ayah mulai menerima.

            Setelah beberapa hari akhirnya Ayah diperbolehkan pulang ke rumah. Beberapa jam setelah sampai rumah, kabar buruk kembali hadir, Ayah ditelepon oleh perusahaan dan dipecat oleh perusahaan dengan alasan sudah tidak bisa bekerja optimal. Ayah pun bertambah stress dan akhirnya pasrah.

            Setelah beberapa hari Ayah dan Ibu pun sadar satu hal. Dan mereka sangat menyesali semuanya. Selama ini mereka selalu mengutamakan pekerjaan dibandingkan keluarga, dan mereka pun selalu mengesampingkan anak dan keluarga mereka.

            "Kak, Dik, Ayah minta maaf ya, selama ini ayah selalu memarahi kalian yang ingin kita kumpul. Ayah malah mengutamakan pekerjaan dibandingkan anak ayah sendiri." Kata Ayah penuh penyesalan.

            "Iya, ibu juga minta maaf, selama ini ibu selalu mengesampingkan kalian karena pekerjaan. Sekarang ibu sadar bahwa ibu dan ayah selalu mengutamakan pekerjaan yang hanya ada saat ibu dan ayah dibutuhkan, tetapi membuang saat sudah tidak beguna. Sedangkan keluarga akan selalu ada selamanya disaat susah maupun senang." Tambah Ibu dengan menyesal.

            Akhirnya kini mereka semua sering berkumpul, berekreasi bersama dan mengesampingkan pekerjaan demi keluarga. Kini keluarga tersebut terlihat harmonis dan sangat terlihat rasa kekeluargaan diantara mereka.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar