Secarik kertas koran
dengan tampilan yang lusuh berserakan kemana mana.Belum lagi sisa sisa
penghapus dan rautan pensil menyatu bagaikan tepung dan terigu yang berserakan
pula di lantai kamar dengan ukuran yang tidak terlalu kecil itu.Dari sebagian kertas
kertas itu yang terpajang di langit langit kamar Heinz,pemuda yang namanya
biasa disebut demikian,terpapar rancangan mesin mesin aneh dan unik hasil
imajinasi beliau.Lengkap dengan coret coretan rumus dan skema skema di
bagiannya.Kamar itu penuh dengan alat alat eksperimen aneh yang sama sekali
belum terealisasikan.Hanya ada satu purwarupa alat hasil buah tangan dan
imajinasinya yang benar-benar terealisasikan.Walaupun benda itu hanyalah sebuah
mesin pemotong rumput dengan roda jenis track
yang bentuknya lebih mirip kendaraan tempur daripada mesin pemotong rumput.Sebagian
dari rancangan itu ada pula yang gagal karena kurangnya ketelitian Heinz dalam
merakit mesin itu.Hasilnya,kertas rancangan itu memenuhi kamar Heinz dengan
menggantung di langit-langit kamar secara abstrak.
Kini Heinz hanya memandangi dari
sudut kamarnya sembari mengamati proyek proyeknya yang secara teknis masih
angan-angan yang belum direalisasikan.Sebenarnya banyak faktor yang membuatnya
tidak bisamelanjutkan proyek-proyek ambisius yang terpapar dari coretannya
tersebut.Antara lain karena kurangnya dana yang dimiliki oleh mahasiswa
Fakultas Teknik MesinUniversitas Aachen ini.Ia juga bukanlah seseorang yang
jenius.Berbekal ketertarikannya dengan proyek-proyek mesin dan mekanika serta
berbagai macam eksperimen-lah yang membuatnya menjadi seseorang yang geek terhadap alat alat mekanika dan
elektronika.Meski juga didukung oleh imajinasinya menjadi seorang Iron
Man,karakter superhero buatan Marvel yang terkenal jenius itu.Ia tinggal di
sebuah rumah kost yang letaknya tak jauh dari sebuah bengkel.Jadi sebenarnya
cukup mudah untuk merealisasikan alat-alat rancangannya.Tetapi juga bukan dana
masalahnya.Ia juga harus fokus menyelesaikan kuliahnya.Ia juga bekerja secara
part time di sebuah toko buku.Jadi ia harus menunggu waktu yang tepat untuk
mengeksekusi rancangannya.
Musim libur
datang.Ketika teman-teman Heinz memilih berlibur bersama keluarga ataupun kawan
dengan berwisata ke gunung,pantai,ataupun keluar negeri,ia lebih memilih
menetap di rumah kost kecilnya bersama Adler,seseorang paruh baya yang memiliki
kost tersebut.Adler sudah terbiasa mendengar suara berisik dari kamar Heinz
setiap malam.Terutama saat liburan seperti ini.Untungnya dia adalah sosok yang
ramah dan toleran,sehingga ia membiarkan Heinz sibuk dengan dunianya.Asalkan ia
tidak berbuat kerusakan di kost berlantai kayu yang sudah tua itu.
Suatu
ketika,ia ditelpon oleh kerabatnya yang lama.Dan ia kagum karena teman dekatnya
sewaktu di SMA dulu kini telah menjadi pengusaha muda yang sukses.Hal ini tentu
membuat iri baginya.Ia ingin semua yang dia rancang benar benar sukses dan
menjadi alat yang bermanfaat.Ia bermimpi memiliki perusahaan elektronik ternama
dengan alat alat hasil rancangannya.Ia termotivasi untuk menggunakan hari hari
liburnya demi merealisasikan rancangannya yang belum selesai.Namun ia masih
bingung proyek apa yang sebaiknya benar benar ia lanjutkan.Iaharus realistis
karena tidak semua rancangannya pasti bisa diselesaikan sebelum liburan
usai.Maka ia ambil sepatu coklatnya dan ia bergegas ke taman untuk sekedar
mencari inspirasi bersama buku catatan kecilnya.
Di
taman ia mencari tempat duduk yang pas
untuk mencari inspirasi.Sambil mengamati
kolam taman,perhatiannya tertuju pada seseorang kakek yang mencoba untuk beranjak
dari bangku di sebelahnya,tetapi ia kesulitan,bahkan hampir jatuh.Ia hampiri
kakek itu sambil membantunya kemudian ia menanyakan mengapa ia tidak membawa tongkat
ataupun kursi roda untuk pergi ke taman itu.
“Sudah 2 tahun
penyakit Parkinson ku kambuh”jelas kakek itu dengan suara agak serak.
“Lantas mengapa
bisa terhambat dengan penyakit itu?.”
“Aku tidak bisa
menggerakkan anggota tanganku dengan stabil.Penyakit ini membuat gerakanku
bergetar ketika ingin mengambil sesuatu.”
“Memangnya keluarga anda tidak ada yang mau membantu?”tanya
Heinz dengan sopan
“Aku tinggal
sendirian di sebuah rumah peninggalan anakku.Mereka semua tewas karena
kecelakaan.”
Dalam benak Heinz,muncul rasa ibanya terhadap sang kakek.
Tiba tiba terlintas
di pikirannya untuk membuat kursi roda untuk kakek itu.Ia langsung merencanakan
alat alat untuk rancangannya.
“Aku bisa
membuatkan kursi roda untuk kakek,tetapi aku kekurangan salah satu faktor
pendukungnya”
“Tenanglah nak,aku
bisa mendukungmu,jarang sekali ada anak muda yang berambisi dalam teknologi
sepertimu,ambillah beberapa uang ini,gunakanlah seperlu mungkin hingga proyekmu
selesai.Aku sangat kagum jika kau benar benar mau membuatkannya untukku.”
Beberapa hari kemudian kursi roda
sederhana itupun selesai dibuat.Ia melengkapi teknologi yang memungkinkan
penderita Parkinson dapat menggunakannya.Melihat kursi itu telah jadi,kakek itu
sangat senang.Ia bangga memakainya.Ia bercerita keapda Heinz bahwa dahulu pada
masa kecilnya ia adalah seorang mekanika yang juga bermimpi menciptakan dunia
lebih modern.Namun penyakit yang diderita membuat ia menguburkan
mimpinya.Tetapi ia senang ada anak muda yang bermimpi sepertinya.Begitu pula
Heinz,ia senang telah berbuat baik kepada orang lain,meskipun ia tidak mendapat
keuntungan materi.Ia bersyukur di masa mudanya dapat berkarya kepada orang
lain.Berita tentang penemuan kursi roda khusus itu kemudian terkenal di
khalayak masyarakat.Tidak lama kemudian nama Heinz terkenal oleh berbagai
media.Ia direkrut oleh perusahaan farmasi dan mulai menjadi peneliti disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar