SAHABAT
Aku Sam. Aku adala anak dari juragan tanah dan juga ibu sosialita,
seperti itulah mereka mengenalku. Walau hidup serba tercukupi tapi aku miskin
teman, bukan karena aku tidak mau bergaul tapi mereka selalu memanfaatkanku.
Aku hanya memiliki satu orang sahabat dia baik dan juga pengertian, dia juga
tidak pernah memandangku dari segi harta tapi dia memandangku dari segi
perilaku. Dia bernama Exel.
Seperti
biasa matahari menyinari pagi yang indah. Aku bergegas berangkat ke sekolah,
tidak lupa aku berpamitan kepada ayah dan ibuku.
“Yah… Bu… Aku berangkat sekolah dulu yaa.” Kataku.
“Hati – hati ya nak.” Balas mereka.
“iya…” Balasku.
Akupun
berangkat menggunakan sepeda dan tak lupa aku mampir kerumah Exel untuk
mengajaknya ke sekolah bersama. Sesampainya dirumah Exel aku langsung mengetuk
pintu rumahnya.
“Assalamu’alaikum.” Kataku.
“Wa’alaikum salam.” Jawab orang rumah.
Aku tidak
tahu siapa yang menjawab salamku tadi. Tiba – tiba sesosok wanita muda yang
cantik jelita keluar dari rumah tersebut dan ternyata ia adalah kakaknya Exel.
Ia bernama Arin.
“Hai kak Arin. Apa kabar?” Kataku.
“Baik kok. Mau cari siapa sam?” Jawabnya.
“Exel kak” Balasku.
“Ada, tunggu ya” Balas Kak Arin.
“Baik kak” Jawabku.
Tanpa
berbicara apapun lagi Kak Arin masuk kerumah dan memanggil Exel. Exelpun keluar
dengan terburu – buru.
“Maaf Sam kamu harus nunggu aku hehe.” Kata Exel.
“Iya gapapa. Ayo cepat nanti kita telat.” Balasku.
“Ayo aku udah siap nih.” Jawab Exel.
Dia
mengambil sepedanya. Di perjalanan kami berdua bercanda dan tertawa
membicarakan hal yang kami anggap lucu dan menarik. Karena terlalu asik
bercanda kami lupa kalau sedang terburu buru. Kami langsung memacu sepeda
dengan kecepatan penuh, tapi karena terlalu kencang aku pun menabrak sebuah
pohon dan aku tidak mengingat apapun lagi setelah itu. Aku terbangun dan sudah
mendapatkan diri terbaring dirumah sakit dan melihat kedua orang tuaku berada
disebelah tempat tidurku.
“Aku dimana?” Tanyaku.
“Kamu lagi dirumah sakit nak.” Jawab Ibu.
“Kenapa aku bisa berada disini?” Tanyaku lagi.
“Tadi kamu kecelakaan dan Exel membawamu kerumah sakit ini.”
Jawab Ayah.
“Terus dimana Exel?” Tanyaku.
“Aku disini.” Jawab Exel.
“Makasih ya kamu udah bawa aku kesini. Kamu emang sahabatku
paling baik.” Kataku.
“Ya itulah gunanya sahabat hehe.” Katanya.
Tiga hari
kemudian aku sudah sembuh dari lukaku dan bisa pulang untuk melakukan
aktivitasku seperti biasa. Sejak itu juga kami saling menjaga satu sama lain
dan akan tetap menjadi sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar