Selasa, 15 November 2016

Karya Juninda. T

CERPEN 
"TULUS" 
karya Juninda Trifiansi 

'wanita yang benar benar mencintaimu mungkin akan marah karena berbagai alasan, tetapi dia tidak akan pernah meninggalkanmu karena satu bahkan ribuan alasan.' -n- 
***** 
Hening rasanya... aku terdiam sejenak, memikirkan semua hal yang masuk ke dalam alam pikiran ku. 'ada apa dengan ku? Apa aku sudah gila?' Pikir ku dalam diam, seraya mengalihkan pikiran negativ yang melayang layang di kepalaku. 
***** 
Nama ku olive, sekarang aku duduk di kelas 3 SMAMenurut beberapa orang sifat ku tidak cocok dengan penampilan kuPenampilan ku yang sangat feminim, terkadang membuat orang awam berpikiran bahwa aku anak perempuan yang pendiam dan lemah lembutSebenernya aku ini anak yang suka bicara dan bergaul dengan banyak orang. Aku seorang gadis yang keras kepala, tapi bukan dengan hal buruk. Aku seorang gadis yang suka berandai andai dan berimajinasi, karna itu membuat ku lebih merasa hidup. Aku bukan tipe orang yang suka ikut campur dengan urusan orang lain. Tapi kalau ada yang minta saran dengan ku, aku siap membantu.  
Menurut ku masa masa saat SMA berjalan dengan sangat cepat. Dari awal masuk sekolah, menjadi junior, naik kelas, menjadi senior, dan tak terasa kalian sudah masuk ke akhir tingkat sekolah menengah atas, yup kelas 12. Rasanya memang sangat sebentar, tetapi banyak mengajarkan pengalaman baru dan meninggalkan banyak kenangan untuk masa lanjut usia nanti. Aku akan menceritakan salah satu pengalaman di SMA, yang mudah dipikirkan tapi sulit dipahami. CINTA..

***** 
Berawal dari dia yang datang dikehidupan ku, yang bisa mengalihkan perhatian dari perasaan masa lalu. Aku wanita yang sulit membuka hati untuk masalah hubungan. Karena menurutku hubungan itu bukan untuk main main, apalagi hubungan yang menyangkut perasaan. Jadi aku tidak setuju kalau ada sepasang kekasih yang termotivasi menjalin suatu hubungan hanya untuk coba coba dan menambah pengalaman. Maksud ku kalau hanya untuk itu, tonton saja sinetron atau film film romantis. Mungkin sedikit terlintas dibenak kalian bahwa aku ini orang yang serius, monoton, mengekang, dan selalu merencanakan kisah cinta ku sesuai dengan apa yang ku mau. Dua hal, hidup itu tidak akan indah tanpa kebebesan dan akan teratur jika ada peraturanJadi, dalam hal ini aku memilih secara bebas apa yang menurut ku benar, tetapi tidak menyampingkan aturan yang ada.  
Dia ryandi, aku memanggilnya kadang 'ryan' kadang 'ru'. Cowok yang dekat dengan ku di bangku kelas 11, salah seorang murid di kelas itu yang belum ku tau sama sekali sifat, sikap, dan lisannya. Awalnya aku ragu dengan ryan, karena banyak orang menilainya jauh dari garis positif. Tapi bukan alena namanya kalau belum membuktikannya sendiri. Seiring ku mencari tau tentangnya, hati ku yang tertutup rapat lama lama terbuka untuknya, Menurut ku ryandi bukan seperti apa yang orang lain bilang. Tapi memang benar, hanya orang orang sabar yang bisa mengerti sikapnya.  
Dari situ hubungan ku dan ryan di mulai, bukan pacaran, tapi saling menjaga perasaan. Mungkin bagi beberapa wanita hal itu sama saja seperti 'friendzone' atau zona dimana kadang kau seperti pacar tapi nyatanya kau tidak terkait status apa pun dengannya, ya.. Hubungan tanpa status. Menyakitkan? Mungkin tidak bagi orang yang memiliki komitmen dan bisa menjaganya dengan tulus. Terkadang juga hubungan seperti itu dapat membuat salah satunya lelah, merasa tidak dianggap, atau bahkan merasa terkekang. Salah satu faktor yaitu kurangnya komunikasi yang membuat keduanya saling mengerti dan di mengerti.  
Aku selalu mengerti semua sikap, sifat, dan lisan ryan yang memang kadang menyakitkan hati. Aku memahahimnya karna aku tau dia masih belajar memahami suatu hubungan, ya sebelumya ryan bukan tipe cowok yang tertarik dengan percintaan, dia cowok yang tergolong cuek. Walau sesibuk apapun jadwal ku, selalu ku luangkan waktu untuknya, karna menurut ku hal itu perlu dalam suatu hubungn agar komunikasi diantara kita terjalin dengan baik. Sampai sampai banyak orang berkomentar, diriku terlalu ambisius mempertahankan dirinya, yang menurut mereka pantas untuk ku tinggalkan.  
Terkadang aku juga marah padanya, karna sikapnya yang benar benar sudah membuat ku kesal dan kecewa. Tapi kesalahan kesalahan yang ia lakukan padaku tidak mengurangi dan membuatku menyerah dengannya. Alasan yang ku tau, cinta ku untuknya bukan hanya sekedar perasaan anak remaja yang baru jatuh cinta, bukan hanya perasaan anak remaja yang menginginkan impian indah dengan hubungan yang mulus sampai pelaminan dan ternyata gugur juga di tengah jalan. Tetapi, karena rasa cinta dan kasih sayang ku ini benar benar tulus dan akan ku pertahankan. Dan rasa itu selalu bertambah dan bertahan setiap harinya. Aku terus memahami ryan setiap waktunya, menyemangati dan bersabar disaat ia sedang memperbaiki diri menajdi pribadi yang lebih baik lagi. Berdoa dan mendukung apa yang ia cita citakan. 

***** 
Sudah seminggu sikap ryan sangat dingin kepada ku. Dan sudah seminggu kami tidak bicara satu sama lain. Karena berawal dari sebuah perdebatan dengan sikap ku yang keras kepala.  
"ryan, ada apa dengan mu? Mengapa kau bersikap dingin kepada ku. Apa aku membuat mu marah? Kalau iya tolong katakan dan kita bicarakan baik baik." Seraya Olive menahan rasa sedih. "olive, aku mau kita hanya berteman saja." Ryan berbicara tanpa rasa bersalah. "kenapa? Aku salah apa? Kalau aku punya salah aku minta maaf" olive berbicara dengan air mata yang hampir jatuh. "kamu tidak salah, aku hanya merasa terikat dengan mu, kamu membuat ku tidak bebas dengan dunia ku" jawab ryan. "apa aku tidak memperbolehkan mu melakukan hal yang kamu suka ryan?" Tanya olive dengan sabar. "tidak, tapi aku belum bisa membagi waktu ku untuk mu dan dunia ku" jawab ryan. "maaf kalau perlakuan ku selama ini berlebihan terhadap mu, tapi yang harus kau tau, aku melakukan itu karna aku berharap kau tidak menyesal jika suatu hari nanti kita berdua sama sama mengejar cita cita kita di tempat yang berbeda.. Aku hanya ingin mengajarkan kepada mu arti sebuah kenangan tanpa harus merelakan rencana yang lain, aku ingin membuat mu mengerti apa arti sebuah hubungan, bagaimana cara membagi waktu, dan mengerti..." Olive menghentikan kalimatnya sebentar.. "maaf ryan, jika sikap ku terlalu keras kepala, tapi kau harus tau satu hal, selama ini aku selalu bersabar dan menerima apa pun kekurangan mu. aku selalu mengelak pendapat orang tentang keburukan dirimu, karna aku yakin dirimu bukan seperti itu. Memang terkadang aku marah dan kecewa dengan mu. Tapi yang aku tau, tak pernah terlintas sekali pun dalam pikiran ku untuk berhenti mempertahankan mu. Karna cinta ku benar benar tulus pada mu. Kalau tidak, aku bisa pergi kapan pun semau ku... baik, aku hargai pilihan mu. Tapi tolong jangan kau cari aku lagi, jika ternyata kau menyesal dan tidak menemukan wanita yang lebih sabar dari ku. Karna mungkin saat itu aku sudah bersama dengan laki laki yang benar benar menerima kekurangan ku dan menyayangi ku dengan tulus." Jelas olive dengan tenang. 

***** 
*1 tahun kemudian* 
Kenangan lama dengan ryan memang sangat membekas di hatiku. Hati yang dulu tertutup rapat dan ku buka untuknya, kini telah retak. Hening rasanya... aku terdiam sejenak, memikirkan semua hal yang masuk ke dalam alam pikiran ku. 'ada apa dengan ku? Apa aku sudah gila?' Pikir ku dalam diam, seraya mengalihkan pikiran negativ yang melayang layang di kepalaku. Saat pertengahan kelas 3 SMA, Ayah ku di pindahkan dinas keluar kota dan mengharuskan kami sekeluarga pindah kesana dan aku meneruskan sekolah ku disana. Beberapa minggu berlalu dan disini, di tempat berbeda aku bertemu dengan laki laki yang mengerti kekurangan diriku dan mencintai ku dengan tulus. Memang hati ku masih tidak bisa melupakan ryan, tapi aku tidak inging menyakiti orang yang benar benar mencintai ku dengan tulus.... karna aku tau rasa sakit itu, dulu. 
Ryan sempat menghubungi ku untuk meminta maaf atas apa yang ia ucap kan, dia menyesal atas apa yang ia perbuat dulu kepada ku, dia menyesal atas ke egoisan dirinya. Dia menyadari apa yang aku perbuat selama ini ternyata benar benar merubah dirinya lebih baik dan hal itu ku lakukan dengan tulus kepadanya, dan dia sangat menyesal atas itu. dia berkata bahwa tidak ada wanita yang mengerti dirinya selain diriku. Lalu dia memohon kepada ku agar aku bisa menerima dirinya lagi. Tapi aku hanya bisa berkata "maaf ryan hati ku sudah tertutup untuk laki laki yang memperjuangkan ku dengan cinta yang tulus." 

-TAMAT- 

*****  
'jika seseorang memberikan perhatian padamu jangan pernah bosan apalagi mengabaikannya, karena suatu saat perhatian kecil itu akan kamu rindukan ketika kamu merasa kesepian.' -n- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar