Selasa, 01 November 2016

Karya Sarah Nella

Karena Dia
            Mentari mulai menampakan dirinya, semua orang mulai sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing sama seperti kedua orang tuaku.Mereka sibuk dengan kepentingannya.Jangan tanya tentang keadaanku,haha tak ada perhatian dari orangtua sangatlah menyedihkan bagiku,tak ada yang menarik dihidupku hanya ditemani sepi yang selalu setia menemani setiap hari-hariku.Oh ya kenalkan namaku Selena Anggreani .Aku biasa disapa Lena,tak banyak yang bisa dekat denganku karna menurut mereka aku aneh.Tak mengerti mengapa mereka menganggapku aneh mungkin karna diriku tidak bisa terbuka pada orang lain.Menurutku tak ada seorangpun yang bisa mengerti apa yang kurasakan dan mereka bukanlah seorang penjaga rahasia yang baik.
            Kuturuni setiap anak tangga menuju ruang makan,seperti hari-hari biasanya ruangan ini kosong dan sepi,sarapan yang aku nikmati ini pastinya buatan Mbok Iyem.Kududuk sendiri tak terasa matahari mulai mengeluarkan cahaya yang terang.Aku buru-buru menghabiskan sarapanku karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
”Mbok aku berangkat ya,”ucapku.Sambil berlari pelan takut terlambat ku dengar Mbok mensahuti ucapanku.
            Sesampainya di kelas,ku lihat kelas sudah sangat ramai banyak yang sedang berbincang-bincang.Saat ku masuki kelas semua pandangan tertuju padaku,ku abaikan tiap tatapan mereka dengan langkah yang santai  menuju bangkuku yang berada paling belakang dan hanya aku sendiri di belakang sana,ya menurutku itu lebih baik.Kulipat kedua tanganku menyembunyikan wajahku diantara kedua tanganku kupejamkan mataku sesaat dan ku dengar bel sudah berbunyi setelah itu aku tidak tau apa-apa lagi semua terasa sepi mungkin perasaanku saja.Tiba-tiba terdengar suara laki-laki tua memanggil namaku Kuangkat tegak kembali kepalaku dan mencari seseorang yang memanggilku,saat melihat ke depan kulihat Pak Dani dan murid lainnya menatapku yaya benar saja itu semua karena aku dari tadi tidur  saat melihat kesamping bangkuku ada seorang murid perempuan yang berdiri dan bertanya padaku.
“apa kamu duduk sendiri?”tanyanya.
 Aku hanya menatapnya mengamati dan dalam hatiku berkata”wajahnya asing,mungkin dia anak baru tapi sejak kapan dia disini?”.
Aku tersadar dari pemikiranku, dia sepertinya menunggu jawabanku dan aku hanya menjawabnnya dengan anggukan kepala.Setelah duduk dia terus saja memerhatikanku
“Ada apa?”ucapku.
”Tak ada aku hanya ingin berkenalan dengan kamu,”ucapnya.
”Namaku Vira,siapa namamu?”lanjutnya.
”Namaku Selena,”ucapku singkat.Kulihat bibirnya hanya membentuk huruf o.Setelah itu tak ada lagi pembicaraan di antara kami.Pak Dani pun memulai pembelajaran.
            Entah sejak kapan aku mulai dekat dengan Vira kurasa ia bisa mengerti keadaanku walau ku tahu dia orang yang baru kukenal.Mungkin karena setiap saat ia selalu saja mengikutiku ke kantin,ke perpustakaan.
Saat di kelas”Lena apa kamu mau pergi bersamaku  ke toko buku?”tanyanya,
”Tentu,aku juga ingin mencari buku,”jawabku.
"Yeay,Lena nanti kita beli eskrim juga ya karena rasanya aku ingin sekali es krim hehe,"sambungnya bersemangat.
"Haha baiklah,"jawabku.
"kami memiliki banyak kesamaan dari segi warna yaitu suka dengan warna putih,suka dengan rasa es krim cokelat,hobi membaca novel,menghabiskan waktu melihat senja,"ucapku dalam hati.
Kami menghabiskan banyak waktu bersama,tanpaku sadari aku menerimanya dalam kehidupanku.Banyak hal yang kuceritakan padanya.Sepulang sekolah aku mengajak Vina ke rumahku.
”Vin aku naik dulu ya mau ganti baju kamu kalau haus ambil saja di dapur nanti ada Mbok Iyem,”ucapku
”oke,Na”jawabnya  
Setelah berganti pakaian aku lekas ke bawah,kulihat Vira sedang menonton TV sambil memakan cemilan kentang.“Semoga saja dia memang yang dipilih Tuhan untuk menjadi sahabat baikku”ucapku dalam hati.
“Na keripiknya enak boleh ya aku memakannya?”tanyanya sambil mengunyah.
Aku pun tertawa mukanya lucu sekali dengan mulut yang penuh dengan keripik.
”Yap makan saja semua kripiknya hingga kamu kenyang,”Jawabku sambil tersenyum.Sudah lama aku tidak tertawa hanya karena hal sederhana seperti ini.
“Baiklah trimakasih Na”ucapnya sambil terenyum senang.
Aku pun ikut bergabung dengan Vina menonton TV tapi sepertinya dia bosan akhirnya di banyak bercerita tentang teman di sekolahnya dulu.
“Maafkan aku ya Vin aku memang tak pandai mengubah suasanaL,”ucapku dalam hati.
“Na tau ga sih dulu aku punya teman yang seperti kamu yang banyak diamnya,jutek,antisosial kayak kamu gitu deh.Makanya saat aku kenal kamu aku engga kaget karna aku sudah terbiasa dengan sikap-sikap seperti kamu hehe”ucapnya sambil nyengir memperlihatkan gigi ratanya.
“Hahaha ya kuakui sulit untuk aku mendapatkan teman apalagi sahabat.Sikapku yang berfikir terlebih dahulu tentang sifat buruk orang lainlah yang membuatku sulit berteman dan sulit percaya pada orang lain,hidupku jadi terasa sepi kedua orang tuaku sibuk dengan pekerjaan mereka mereka mengabaikanku,”Kataku.
“Kamu harus belajar membuka diri kamu, belajar bergaul dan bersosialisasi tapi kamu juga harus bisa membedakan mana yang baik dan bermanfaat untuk kamu agar kamu tidak merasa sendiri,ini jalan keluar dari masalah kamu.Dan menurutku orangtuamu sibuk untuk kebutuhan dan kebahagia kamu.Meskipun kenyataanya kamu merasa diabaikan tetapi yakinlah bahwa mereka sangat menyayangimu.Kuharap kamu mau mendengarkan saran dariku ini bukankah kita sahabat?”ucap Vina panjang lebar.
“Iya Vina,aku sudah menggapmu sebagai sahabatku karena kamu yang paling mengerti aku,”ucapku.Menjelang malam hari Vina berpamitan karena ia harus menemani adiknya di rumah.
“Lena aku pulang dulu ya sampai jumpa,”ucapnya
”Iya sampai jumpa Vin,”jawabku
            Saat Vina pulang kedua orang tuaku tiba-tiba saja secara bersamaan pulang sangat langka sekali kejadian ini terjadi.Mereka memanggilku untuk turun dan duduk santai bersama mereka entah mengapa hatiku sangat senang karena kejadian seperti ini seperti mimpi-mimpiku yang yang ku pikir mimpi-mimpi itu tidak akan menjadi nyata.
“Lena kemarilah duduk bersama papa dan mama,”ujar Papa.
”Iya pa,”jawabku. Kuturuni anak tangga dan duduk bersama papa dan mama.
“Lena bagaimana sekolahmu?apakah kamu bisa menguasai materi di sekolah,nak?”tanya mama.
“Sejauh ini hanya beberapa kendala saja ma.Selena yakin bisa menguasainya,”jawabku penuh yakin.
“Maafkan papa dan mama ya nak karena kurangnya memberi perhatian pada Selena tetapi percayalah bahwa papa dan mama sangat menyayangi Selena,”ucap papa dengan senyuman yang selalu aku rindukan.”Jadilah anak yang mandiri ya Nak.Mama yakin selena bisa menjadi anak yang mandiri,”ucap mama dengan sebuah pelukan.
“Iya pa..ma..Selena akan menjadi anak yang mandiri agar papa mama tidak menjadi khawatir,”jawabku.
“Hari sudah semakin malam sebaiknya kita tidur,tidurlah selena agar besok kamu bisa belajar dengan maksimal di sekolah,”ucap mama.
Malam Ini sanggup membuat senyumku tak lepas dari bibirku.Dengan adanya sahabat dan kedua orang tuaku yang menyayangiku membuatku merasa tak sendiri.
            Satu lagi yang harus aku lakukan adalah membuka diri pada dunia luar tentu dengan hal yang positif.Tepat sekali di kelasku akan mengadakan bakti sosial.Aku akan bergabung menjadi salah satu panitia bakti sosial agar aku dapat berorganisasi dan sekaligus bersosialisasi.Dan benar saja aku diterima sangat baik oleh teman-temanku.Ternyata hanya perasaanku saja yang menganggap mereka menjauhiku karena aneh,mereka mebuat jarak denganku karena mereka segan berbicara denganku yang pendiam dan tak ingin kenal siapapun.
"Lena bagaimana dengan persiapan dari segi acara bakti sosial sejauh ini?"tanya Emir,Ketua panitia bakti sosial.
"Sejauh ini sudah banyak yang ikut berpatisipasi menampilkan acara di bakti sosial kita,jelasku.
"Wah,hebat-hebat"ucap Emir dengan mengacungkan jempolnya.
            Ini semua karena dia sabahat baruku,Vina.Satu hal yang aku tahu bahwa persahabatan itu tidak diukur dari berapa lama orang itu kenal tetapi bagaimana dia memahami kita dan dapat memberikan kita jalan keluar yang terbaik dari setiap permasalahan kita.

TAMAT   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar