Karena Dia
Mentari mulai menampakan dirinya, semua orang mulai sibuk
dengan kegiatan mereka masing-masing sama seperti kedua orang tuaku.Mereka
sibuk dengan kepentingannya.Jangan tanya tentang keadaanku,haha tak ada
perhatian dari orangtua sangatlah menyedihkan bagiku,tak ada yang menarik
dihidupku hanya ditemani sepi yang selalu setia menemani setiap hari-hariku.Oh
ya kenalkan namaku Selena Anggreani .Aku biasa disapa Lena,tak banyak yang bisa
dekat denganku karna menurut mereka aku aneh.Tak mengerti mengapa mereka
menganggapku aneh mungkin karna diriku tidak bisa terbuka pada orang
lain.Menurutku tak ada seorangpun yang bisa mengerti apa yang kurasakan dan mereka
bukanlah seorang penjaga rahasia yang baik.
Kuturuni setiap anak tangga menuju ruang makan,seperti
hari-hari biasanya ruangan ini kosong dan sepi,sarapan yang aku nikmati ini
pastinya buatan Mbok Iyem.Kududuk sendiri tak terasa matahari mulai mengeluarkan
cahaya yang terang.Aku buru-buru menghabiskan sarapanku karena waktu sudah
menunjukkan pukul tujuh pagi.
”Mbok aku berangkat
ya,”ucapku.Sambil berlari pelan takut terlambat ku dengar Mbok mensahuti
ucapanku.
Sesampainya di kelas,ku lihat kelas sudah sangat ramai
banyak yang sedang berbincang-bincang.Saat ku masuki kelas semua pandangan
tertuju padaku,ku abaikan tiap tatapan mereka dengan langkah yang santai menuju bangkuku yang berada paling belakang
dan hanya aku sendiri di belakang sana,ya menurutku itu lebih baik.Kulipat
kedua tanganku menyembunyikan wajahku diantara kedua tanganku kupejamkan mataku
sesaat dan ku dengar bel sudah berbunyi setelah itu aku tidak tau apa-apa lagi
semua terasa sepi mungkin perasaanku saja.Tiba-tiba terdengar suara laki-laki
tua memanggil namaku Kuangkat tegak kembali kepalaku dan mencari seseorang yang
memanggilku,saat melihat ke depan kulihat Pak Dani dan murid lainnya menatapku
yaya benar saja itu semua karena aku dari tadi tidur saat melihat kesamping bangkuku ada seorang
murid perempuan yang berdiri dan bertanya padaku.
“apa kamu duduk
sendiri?”tanyanya.
Aku hanya menatapnya mengamati dan dalam
hatiku berkata”wajahnya asing,mungkin dia anak baru tapi sejak kapan dia
disini?”.
Aku tersadar dari
pemikiranku, dia sepertinya menunggu jawabanku dan aku hanya menjawabnnya
dengan anggukan kepala.Setelah duduk dia terus saja memerhatikanku
“Ada apa?”ucapku.
”Tak ada aku hanya ingin
berkenalan dengan kamu,”ucapnya.
”Namaku Vira,siapa
namamu?”lanjutnya.
”Namaku Selena,”ucapku
singkat.Kulihat bibirnya hanya membentuk huruf o.Setelah itu tak ada lagi
pembicaraan di antara kami.Pak Dani pun memulai pembelajaran.
Entah sejak kapan aku mulai dekat dengan Vira kurasa ia
bisa mengerti keadaanku walau ku tahu dia orang yang baru kukenal.Mungkin
karena setiap saat ia selalu saja mengikutiku ke kantin,ke perpustakaan.
Saat di kelas”Lena apa kamu
mau pergi bersamaku ke toko
buku?”tanyanya,
”Tentu,aku juga ingin mencari
buku,”jawabku.
"Yeay,Lena nanti kita beli
eskrim juga ya karena rasanya aku ingin sekali es krim hehe,"sambungnya bersemangat.
"Haha
baiklah,"jawabku.
"kami memiliki banyak
kesamaan dari segi warna yaitu suka dengan warna putih,suka dengan rasa es krim
cokelat,hobi membaca novel,menghabiskan waktu melihat senja,"ucapku dalam
hati.
Kami menghabiskan banyak
waktu bersama,tanpaku sadari aku menerimanya dalam kehidupanku.Banyak hal yang
kuceritakan padanya.Sepulang sekolah aku mengajak Vina ke rumahku.
”Vin aku naik dulu ya mau
ganti baju kamu kalau haus ambil saja di dapur nanti ada Mbok Iyem,”ucapku
”oke,Na”jawabnya
Setelah
berganti pakaian aku lekas ke bawah,kulihat Vira sedang menonton TV sambil
memakan cemilan kentang.“Semoga saja dia memang yang dipilih Tuhan untuk
menjadi sahabat baikku”ucapku dalam hati.
“Na keripiknya enak boleh ya
aku memakannya?”tanyanya sambil mengunyah.
Aku pun tertawa mukanya lucu
sekali dengan mulut yang penuh dengan keripik.
”Yap makan saja semua
kripiknya hingga kamu kenyang,”Jawabku sambil tersenyum.Sudah lama aku tidak
tertawa hanya karena hal sederhana seperti ini.
“Baiklah trimakasih
Na”ucapnya sambil terenyum senang.
Aku pun ikut bergabung dengan
Vina menonton TV tapi sepertinya dia bosan akhirnya di banyak bercerita tentang
teman di sekolahnya dulu.
“Maafkan aku ya Vin aku
memang tak pandai mengubah suasanaL,”ucapku dalam hati.
“Na tau ga sih dulu aku punya
teman yang seperti kamu yang banyak diamnya,jutek,antisosial kayak kamu gitu
deh.Makanya saat aku kenal kamu aku engga kaget karna aku sudah terbiasa dengan
sikap-sikap seperti kamu hehe”ucapnya sambil nyengir memperlihatkan gigi
ratanya.
“Hahaha ya kuakui sulit untuk
aku mendapatkan teman apalagi sahabat.Sikapku yang berfikir terlebih dahulu
tentang sifat buruk orang lainlah yang membuatku sulit berteman dan sulit
percaya pada orang lain,hidupku jadi terasa sepi kedua orang tuaku sibuk dengan
pekerjaan mereka mereka mengabaikanku,”Kataku.
“Kamu harus belajar membuka
diri kamu, belajar bergaul dan bersosialisasi tapi kamu juga harus bisa
membedakan mana yang baik dan bermanfaat untuk kamu agar kamu tidak merasa
sendiri,ini jalan keluar dari masalah kamu.Dan menurutku orangtuamu sibuk untuk
kebutuhan dan kebahagia kamu.Meskipun kenyataanya kamu merasa diabaikan tetapi
yakinlah bahwa mereka sangat menyayangimu.Kuharap kamu mau mendengarkan saran
dariku ini bukankah kita sahabat?”ucap Vina panjang lebar.
“Iya Vina,aku sudah menggapmu
sebagai sahabatku karena kamu yang paling mengerti aku,”ucapku.Menjelang malam
hari Vina berpamitan karena ia harus menemani adiknya di rumah.
“Lena aku pulang dulu ya
sampai jumpa,”ucapnya
”Iya sampai jumpa
Vin,”jawabku
Saat Vina pulang kedua orang tuaku tiba-tiba saja secara
bersamaan pulang sangat langka sekali kejadian ini terjadi.Mereka memanggilku
untuk turun dan duduk santai bersama mereka entah mengapa hatiku sangat senang
karena kejadian seperti ini seperti mimpi-mimpiku yang yang ku pikir
mimpi-mimpi itu tidak akan menjadi nyata.
“Lena kemarilah duduk bersama
papa dan mama,”ujar Papa.
”Iya pa,”jawabku. Kuturuni
anak tangga dan duduk bersama papa dan mama.
“Lena bagaimana
sekolahmu?apakah kamu bisa menguasai materi di sekolah,nak?”tanya mama.
“Sejauh ini hanya beberapa
kendala saja ma.Selena yakin bisa menguasainya,”jawabku penuh yakin.
“Maafkan papa dan mama ya nak
karena kurangnya memberi perhatian pada Selena tetapi percayalah bahwa papa dan
mama sangat menyayangi Selena,”ucap papa dengan senyuman yang selalu aku
rindukan.”Jadilah anak yang mandiri ya Nak.Mama yakin selena bisa menjadi anak
yang mandiri,”ucap mama dengan sebuah pelukan.
“Iya pa..ma..Selena akan
menjadi anak yang mandiri agar papa mama tidak menjadi khawatir,”jawabku.
“Hari sudah semakin malam
sebaiknya kita tidur,tidurlah selena agar besok kamu bisa belajar dengan
maksimal di sekolah,”ucap mama.
Malam Ini sanggup membuat
senyumku tak lepas dari bibirku.Dengan adanya sahabat dan kedua orang tuaku
yang menyayangiku membuatku merasa tak sendiri.
Satu lagi yang harus aku lakukan adalah membuka diri pada
dunia luar tentu dengan hal yang positif.Tepat sekali di kelasku akan
mengadakan bakti sosial.Aku akan bergabung menjadi salah satu panitia bakti
sosial agar aku dapat berorganisasi dan sekaligus bersosialisasi.Dan benar saja
aku diterima sangat baik oleh teman-temanku.Ternyata hanya perasaanku saja yang
menganggap mereka menjauhiku karena aneh,mereka mebuat jarak denganku karena
mereka segan berbicara denganku yang pendiam dan tak ingin kenal siapapun.
"Lena bagaimana dengan
persiapan dari segi acara bakti sosial sejauh ini?"tanya Emir,Ketua
panitia bakti sosial.
"Sejauh ini sudah banyak
yang ikut berpatisipasi menampilkan acara di bakti sosial kita,jelasku.
"Wah,hebat-hebat"ucap
Emir dengan mengacungkan jempolnya.
Ini semua karena dia sabahat baruku,Vina.Satu hal yang
aku tahu bahwa persahabatan itu tidak diukur dari berapa lama orang itu kenal
tetapi bagaimana dia memahami kita dan dapat memberikan kita jalan keluar yang
terbaik dari setiap permasalahan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar