Selasa, 01 November 2016

Karya Tandi

Orang Terkaya Di Dunia

Aku adalah seorang manager di perusahaan otomotif terkemuka di dunia. Aku termasuk orang yang mampu, pada hakikatnya gaji 50 juta  sebulan itu juga pas pasan untuk biaya hidup selama sebulan, disamping itu aku terkadang melalaikan kewajiban ku sebagai penganut agama illahi rabbi, aku terlena oleh dunia yang fana ini. Terkadang aku juga kuffur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada diriku.

29 oktober 1991, aku mendapatkan penugasan dari perusahaan yang meminangku sebagai manager produksi disana. Aku diminta untuk mengikuti training management kerja. Training itu berisikan cara cara jitu untuk mengatur setiap pekerjaan  dengan efektif dan efisien, tetapi aku merasakan bahwasannya trainer disitu sangatlah membosankan. Ketika panggilan adzan sholat zuhur berkumandang acara tersebut ditutup sementara untuk istirahat sejenak sembari melaksanakan sholat zuhur.

Aku menyegerakan sholat zuhur di masjid di daerah Dago, Bandung tersebut. Jarang sekali aku bisa untuk sholat tepat waktu, ibarat pemain bola aku biasanya sholat itu setelah ijury time berlangsung bahkan aku kebablasan tidak sholat, terkadang aku juga merasa malu oleh tuhanku yang maha pemurah.

Sehabis sholat aku ditemui oleh seorang yang sayu sorot matanya dan terlihat lusuh pakaian yang dikenakannya.

Ia berkata "pak memang ada acara apa disini ya?, kok saya tidak pernah melihat bapak  sebelumnya?" aku menjawab "itu loh pak ada pelatihan management kantor, memang saya bukan orang sini pak, saya tinggal di Jakarta".  Lalu ia bertanya kembali "pak anda terlihat seperti orang terkaya di jakarta, tampilan anda sangatlah necis dengan semua pakaian yang anda kenakan". Memang pada saat itu aku memakai stelan tuxedo hitam yang elegan, "tidak pak, bapak bisa saja bahkan saya masih kekurangan dengan gaji yang selalu membuat saya pusing sebagaimana aku mengaturnya untuk biaya hidup sebulan" aku menjawab. "memang gaji bapak berapa?" sahut ia. "kurang lebih sih 50 juta pak perbulan" jawab aku. " bapak harusnya bersyukur pak, masih banyak orang yang membutuhkan di dunia luar sana, bahkan anak anak di Suriah mereka memakan rerumputan untuk bertahan hidup pak”. Sahut orang tua itu.

Aku tersentak mendengar perkataannya, bagaimana bisa orang yang lusuh pakaiannya bisa lebih berilmu daripada diriku ini bahkan lebih memiliki wibawa dari aku yang notabenenya seorang manager yang selalu dielu elukan kewibawaannya. Muncul pernyataan besar di dalam sudut hatiku bahwa siapakah orang ini?,  bagaimana bisa ia berkata sedemikian rupa kepada diriku?.

Pada saat aku ingin bertanya tentang pertanyaan yang membuat hatiku gusar, ia telah menghilang bak debu yang disapu oleh angin. Aku keheranan ada apa ini?,  siapa dia?.

Tidak terasa waktu istirahat sudah habis aku bergegas kembali keruang pelatihan. Aku tidak bisa konsentrasi memperhatikan trainer yang sedang memaparkan materinya. Aku malah terngiang dan memikirkan perkataan bapak sayu yang lusuh tadi. Perkataannya yang menghentak hatiku tadi membuat ku berfikir lebih dalam lagi.

Sesampainya dirumah aku menceritakan semua yang aku alami dengan istri ku. Istriku hanya menganggap perkataan bapak tua perkataan yang wajar, seorang yang lebih tua menasihati orang yang lebih muda umurnya. Tetapi perkataan bapak itu bisa menimbulkan pertanyaan besar kepadaku, aku sampai berfikir apakah itu malaikat yang akan mencabut nyawaku tetapi Allah masih memberikan aku waktu untuk bertaubat?. Aku sangatlah risau tentang semua perkataanya.

1 bulan kemudian aku ditugaskan untuk menjadi  pemapar tentang produk prototype yang baru baru ini diproduksi di perusahaan kami di pameran otomotif terbesar se-asia di Tokyo, Jepang karena temanku yang ditugaskan oleh kantor sakit tifus selama seminggu, jadi akulah yang menggantikan tugasnya.

Di Jepang masjid sangatlah sedikit sehingga aku sedikit kesulitan untuk sholat di negara matahari terbit ini.  Tetapi aku ingat berita tentang masjid yang dibangun dari hasil pengumpulan dana dari masyarakat muslim di indonesia. Aku bergegas kemasjid itu diantar oleh temanku yang menetap di Jepang. Masjid itu sangatlah megah bahkan rumor menyatakan imam besar masjid itu digaji 1 triliun setiap waktu sholat, coba bayangkan Allah memberikan kemudahan bagi hambanya yang berdakwah di jalan kebenaran.

Ketika aku sampai aku sangatlah tercengang karena kemegahan dan kemewahan di masjid ini, yang pada hakikatnya di Jepang muslim adalah agama minoritas. Tetapi di Jepang ini memiliki masjid yang sangatlah megah, mungkin jika dibandingkan Masjid Istiqlal di Indonesia masjid ini setengah dari masjid Istiqlal.

Ketika aku selesai sholat,  pada saat itu aku selesai melaksanakan sholat ashar aku bertemu kembali dengan bapak bapak yang pernah aku temui di bandung 1 bulan yang lalu. Aku segera menemui beliau.  " Assalamualaikum pak.." sapa aku.  "Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabaraktuh, eh bapak lagi, bagaimana pak apakah bapak sudah menjadikan diri bapak lebih baik dari hari kemarin?" tanya beliau. Aku terkejut dan berkata " apa yang bapak maksudkan? Bagaimana bapak bisa kesini? Sebenarnya bapak ini siapa?" tanya ku kepadanya. "Pak, jadikanlah diri bapak lenih baik dari hari hari yang lalu yang telah bapak lalui. Anggaplah bapak orang terkaya didunia bahwasannya manfaatkanlah setiap pemberian Allah di jalan yang benar karena itu pula umur, waktu dan keterampilan bapak menjadi penuh berkah" ia berkata.
 
Aku hanya bisa memperhatikan setiap perkataan yang terucap dari bibirnya karena hakikatnya aku memang kuffur atas nikmat yang Allah berikan " kebalikan dari kelompok manusia yang diberkahi ini adalah mereka yang dikaruniakan Allah dengan kekayaan yang meruah, anak yang banyak, dan nikmat yang berlimpah. Tetapi semua itu justru menyebabkan diri mereka senantiasa dipenuhi penderitaan, kecemasan dan kegelisahan. Adapun penyebabnya antara lain karena mereka menyimpang dari fitrah dan tuntunan hidup yang benar. Ini menjadikan bukti bahwa kekayaan, anak, pangkat, jabatan, kehormatan dan lain sebagainya adalah bukan segala galanya pak" "lihatlah betapa banyak sarjana atau doktor yang tidak dapat memberi kontribusi, pemikiran dan pengaruh yang cukup bagi masyarakatnya. Namun sebaliknya tak sedikit manusia yang dengan ilmu dan kemampuannya yang sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa mengalirkan manfaat, kebaikan, dan kemakmuran bagi sesama manusia. Seyogyanya anda senantiasa tetap senang hati menerima sedikit apapun yang anda miliki dan rela dengan segala sesuatu yanng tidak anda miliki pak" ia berkata. 

Aku terdiam seribu bahasa mendengar perkataannya yang benar benar seperti penggambaran hidupku. Saat aku ingin bertanya beliau ini siapa tetapi ia telah menghilang secara tiba tiba bak istana pasir yang diterjang ombak setinggi 5 meter. Tak terasa ia berbicara selama 2 jam, aku merasa seperti disihir olehnya untuk mendengarkan dirinya selama itu. Aku tertegun, merasa hidupku selama ini tidak berguna siasia semua yang ku perbuat. Aku termasuk golongan manusia yang tidak diberkahi kehidupan ku.

Setelah kejadian itu aku menceritakan kepada isteriku tentang kehidupan kami yang sedemikian rupa. Dan ia setuju atas permintaanku dan permohonan maafku. 1 bulan kemudian setelah kejadian aku bertemu dengan bapak itu gajiku yang semula 50 juta menjadi 10 juta,  aku menyumbangkan 40 juta untuk fakir miskin dan mendonasikan untuk korban perang di Palestina dan Suriah. Terimakasih kepada bapak yang aku tidak ketahui namamu, sekarang sudah 20 tahun aku merasa seperti orang terkaya di dunia mengalahkan bill gates. Aku merasa hidupku lebih berguna dari sebelumnya.

Ketika aku membaca koran pagi aku melihat berita yang sangatlah mengejutkan. Aku melihat foto bapak yang pernah aku temui yang memberikan wejangan kepadaku. Setelah aku membaca beritanya sontak aku berkata “Subhanallah wa Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun”. Aku menangis tersedu sedu kenapa bunga yang indah, bunga yang elok dipandang dipetik terlebih dulu. Ternyata bapak itu adalah iman besar masjid terbesar di Jepang , yang memiliki gaji 1 triliun setiap waktu sholat subhanallah.

Mungkin orang seperti dia hanya ada di dalam hayalan kita, yang memiliki gaji 5 triliun sehari tetapi tidak memiliki baju untuk bergaya melainkan memakai baju lusuh untuk berpergian. Orang yang lebih mementingkan kesejahteraan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Mungkin hanya segelintir orang seperti beliau di dalam dunia yang fana ini. Semoga kita bisa menjadi orang yang lebih peduli kepada sesama mahluk hidup di muka bumi yang sudah lansia ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar