Orang Terkaya Di Dunia
Aku adalah seorang manager di
perusahaan otomotif terkemuka di dunia. Aku termasuk orang yang mampu, pada
hakikatnya gaji 50 juta sebulan itu juga
pas pasan untuk biaya hidup selama sebulan, disamping itu aku terkadang
melalaikan kewajiban ku sebagai penganut agama illahi rabbi, aku terlena
oleh dunia yang fana ini. Terkadang aku juga kuffur atas nikmat yang telah
diberikan Allah kepada diriku.
29 oktober 1991, aku mendapatkan
penugasan dari perusahaan yang meminangku sebagai manager produksi disana. Aku
diminta untuk mengikuti training management kerja. Training
itu berisikan cara cara jitu untuk mengatur setiap pekerjaan dengan efektif dan efisien, tetapi aku
merasakan bahwasannya trainer disitu sangatlah membosankan. Ketika panggilan
adzan sholat zuhur berkumandang acara tersebut ditutup sementara untuk
istirahat sejenak sembari melaksanakan sholat zuhur.
Aku menyegerakan sholat zuhur di
masjid di daerah Dago, Bandung tersebut. Jarang sekali aku bisa untuk sholat
tepat waktu, ibarat pemain bola aku biasanya sholat itu setelah ijury time berlangsung
bahkan aku kebablasan tidak sholat, terkadang aku juga merasa malu oleh tuhanku
yang maha pemurah.
Sehabis sholat aku ditemui oleh
seorang yang sayu sorot matanya dan terlihat lusuh pakaian yang dikenakannya.
Ia berkata "pak memang ada
acara apa disini ya?, kok saya tidak pernah melihat bapak sebelumnya?" aku menjawab "itu loh
pak ada pelatihan management kantor, memang saya bukan orang sini pak,
saya tinggal di Jakarta". Lalu ia
bertanya kembali "pak anda terlihat seperti orang terkaya di jakarta,
tampilan anda sangatlah necis dengan semua pakaian yang anda kenakan".
Memang pada saat itu aku memakai stelan tuxedo hitam yang elegan,
"tidak pak, bapak bisa saja bahkan saya masih kekurangan dengan gaji yang
selalu membuat saya pusing sebagaimana aku mengaturnya untuk biaya hidup
sebulan" aku menjawab. "memang gaji bapak berapa?" sahut ia.
"kurang lebih sih 50 juta pak perbulan" jawab aku. " bapak harusnya
bersyukur pak, masih banyak orang yang membutuhkan di dunia luar sana, bahkan
anak anak di Suriah mereka memakan rerumputan untuk bertahan hidup pak”. Sahut
orang tua itu.
Aku tersentak mendengar
perkataannya, bagaimana bisa orang yang lusuh pakaiannya bisa lebih berilmu
daripada diriku ini bahkan lebih memiliki wibawa dari aku yang notabenenya
seorang manager yang selalu dielu elukan kewibawaannya. Muncul
pernyataan besar di dalam sudut hatiku bahwa siapakah orang ini?, bagaimana bisa ia berkata sedemikian rupa
kepada diriku?.
Pada saat aku ingin bertanya
tentang pertanyaan yang membuat hatiku gusar, ia telah menghilang bak debu yang
disapu oleh angin. Aku keheranan ada apa ini?,
siapa dia?.
Tidak terasa waktu istirahat
sudah habis aku bergegas kembali keruang pelatihan. Aku tidak bisa konsentrasi
memperhatikan trainer yang sedang memaparkan materinya. Aku malah
terngiang dan memikirkan perkataan bapak sayu yang lusuh tadi. Perkataannya
yang menghentak hatiku tadi membuat ku berfikir lebih dalam lagi.
Sesampainya dirumah aku menceritakan
semua yang aku alami dengan istri ku. Istriku hanya menganggap perkataan bapak
tua perkataan yang wajar, seorang yang lebih tua menasihati orang yang lebih
muda umurnya. Tetapi perkataan bapak itu bisa menimbulkan pertanyaan besar
kepadaku, aku sampai berfikir apakah itu malaikat yang akan mencabut nyawaku
tetapi Allah masih memberikan aku waktu untuk bertaubat?. Aku sangatlah risau
tentang semua perkataanya.
1 bulan kemudian aku ditugaskan
untuk menjadi pemapar tentang produk
prototype yang baru baru ini diproduksi di perusahaan kami di pameran otomotif
terbesar se-asia di Tokyo, Jepang karena temanku yang ditugaskan oleh kantor
sakit tifus selama seminggu, jadi akulah yang menggantikan tugasnya.
Di Jepang masjid sangatlah
sedikit sehingga aku sedikit kesulitan untuk sholat di negara matahari terbit
ini. Tetapi aku ingat berita tentang
masjid yang dibangun dari hasil pengumpulan dana dari masyarakat muslim di
indonesia. Aku bergegas kemasjid itu diantar oleh temanku yang menetap di
Jepang. Masjid itu sangatlah megah bahkan rumor menyatakan imam besar masjid
itu digaji 1 triliun setiap waktu sholat, coba bayangkan Allah memberikan
kemudahan bagi hambanya yang berdakwah di jalan kebenaran.
Ketika aku sampai aku sangatlah
tercengang karena kemegahan dan kemewahan di masjid ini, yang pada hakikatnya
di Jepang muslim adalah agama minoritas. Tetapi di Jepang ini memiliki masjid
yang sangatlah megah, mungkin jika dibandingkan Masjid Istiqlal di Indonesia
masjid ini setengah dari masjid Istiqlal.
Ketika aku selesai sholat, pada saat itu aku selesai melaksanakan sholat
ashar aku bertemu kembali dengan bapak bapak yang pernah aku temui di bandung 1
bulan yang lalu. Aku segera menemui beliau.
" Assalamualaikum pak.." sapa aku. "Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabaraktuh,
eh bapak lagi, bagaimana pak apakah bapak sudah menjadikan diri bapak lebih
baik dari hari kemarin?" tanya beliau. Aku terkejut dan berkata " apa
yang bapak maksudkan? Bagaimana bapak bisa kesini? Sebenarnya bapak ini
siapa?" tanya ku kepadanya. "Pak, jadikanlah diri bapak lenih baik
dari hari hari yang lalu yang telah bapak lalui. Anggaplah bapak orang terkaya
didunia bahwasannya manfaatkanlah setiap pemberian Allah di jalan yang benar
karena itu pula umur, waktu dan keterampilan bapak menjadi penuh berkah"
ia berkata.
Aku hanya bisa memperhatikan
setiap perkataan yang terucap dari bibirnya karena hakikatnya aku memang kuffur
atas nikmat yang Allah berikan " kebalikan dari kelompok manusia yang
diberkahi ini adalah mereka yang dikaruniakan Allah dengan kekayaan yang
meruah, anak yang banyak, dan nikmat yang berlimpah. Tetapi semua itu justru
menyebabkan diri mereka senantiasa dipenuhi penderitaan, kecemasan dan
kegelisahan. Adapun penyebabnya antara lain karena mereka menyimpang dari
fitrah dan tuntunan hidup yang benar. Ini menjadikan bukti bahwa kekayaan,
anak, pangkat, jabatan, kehormatan dan lain sebagainya adalah bukan segala
galanya pak" "lihatlah betapa banyak sarjana atau doktor yang tidak
dapat memberi kontribusi, pemikiran dan pengaruh yang cukup bagi masyarakatnya.
Namun sebaliknya tak sedikit manusia yang dengan ilmu dan kemampuannya yang
sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa mengalirkan
manfaat, kebaikan, dan kemakmuran bagi sesama manusia. Seyogyanya anda senantiasa
tetap senang hati menerima sedikit apapun yang anda miliki dan rela dengan
segala sesuatu yanng tidak anda miliki pak" ia berkata.
Aku terdiam seribu bahasa
mendengar perkataannya yang benar benar seperti penggambaran hidupku. Saat aku
ingin bertanya beliau ini siapa tetapi ia telah menghilang secara tiba tiba bak
istana pasir yang diterjang ombak setinggi 5 meter. Tak terasa ia berbicara
selama 2 jam, aku merasa seperti disihir olehnya untuk mendengarkan dirinya
selama itu. Aku tertegun, merasa hidupku selama ini tidak berguna siasia semua
yang ku perbuat. Aku termasuk golongan manusia yang tidak diberkahi kehidupan
ku.
Setelah kejadian itu aku menceritakan
kepada isteriku tentang kehidupan kami yang sedemikian rupa. Dan ia setuju atas
permintaanku dan permohonan maafku. 1 bulan kemudian setelah kejadian aku
bertemu dengan bapak itu gajiku yang semula 50 juta menjadi 10 juta, aku menyumbangkan 40 juta untuk fakir miskin
dan mendonasikan untuk korban perang di Palestina dan Suriah. Terimakasih kepada
bapak yang aku tidak ketahui namamu, sekarang sudah 20 tahun aku merasa seperti
orang terkaya di dunia mengalahkan bill gates. Aku merasa hidupku lebih berguna
dari sebelumnya.
Ketika aku membaca koran pagi aku
melihat berita yang sangatlah mengejutkan. Aku melihat foto bapak yang pernah
aku temui yang memberikan wejangan kepadaku. Setelah aku membaca beritanya
sontak aku berkata “Subhanallah wa Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun”. Aku
menangis tersedu sedu kenapa bunga yang indah, bunga yang elok dipandang
dipetik terlebih dulu. Ternyata bapak itu adalah iman besar masjid terbesar di
Jepang , yang memiliki gaji 1 triliun setiap waktu sholat subhanallah.
Mungkin orang seperti dia hanya
ada di dalam hayalan kita, yang memiliki gaji 5 triliun sehari tetapi tidak
memiliki baju untuk bergaya melainkan memakai baju lusuh untuk berpergian.
Orang yang lebih mementingkan kesejahteraan orang lain ketimbang dirinya
sendiri. Mungkin hanya segelintir orang seperti beliau di dalam dunia yang fana
ini. Semoga kita bisa menjadi orang yang lebih peduli kepada sesama mahluk
hidup di muka bumi yang sudah lansia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar